Wednesday 30 March 2016

menjadi tua adalah alami, menjadi dewasa perlu belajar


Menjadi tua sangatlah ditakuti orang, karena yang terbayang dibenak adalah:
 
     - akan jadi lemah
     - terlihat kurang menarik, karena banyak keriput di wajah
       _dan yang lebih menakutkan adalah lebih dekat dengan         kematian.

Wanita yang sangat peduli dengan penampilan sangat takut dengan yang namanya keriput diwajah, karena sangat merusak penampilan.
Apapun dilakukan supaya keriput tak pernah mampir diwajah. Dari cream anti keriput dan anti penuaan dini, massage dan operasi plastik. Semua dilakukan supaya tetap awet muda.

Cobalah  sekali-kali melihat itu dari sisi yang berbeda, yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Pasti Anda akan merasa takjub dan mempunyai pemikiran baru yang sangat berbeda yang bi
sa merubah pendapat yang Anda anut selama ini.

Pemikiran takut tua dan takut terlihat tua adalah doktrin-doktrin yang dibuat oleh orang-orang yang yang ingin agar barangnya laku terjual. Mereka membuat iklan-iklan bahwa cantik itu adalah kulit putih mulus dan halus, tak bernoda, tak berjerawat dan tak ada keriput. Sampai semut terpeleset kalau ada diwajah itu, Itulah cantik versi mereka. Dan orang yang dijadikan model sebagai wanita cantik adalah wanita-wanita yang memang cantik, yang usianya muda belia. Jelas sekali orang seperti ini jauh dari keriput karna usia mereka masih muda. Sedangkan penonton terpesona karena memang model tersebut memang cantik. Karena sering melihat iklan tersebut setiap saat, mulailah pemahaman itu masuk dan meresap perlahan-lahan dalam pikiran tanpa penolakan lalu menular pada orang-orang disekitarnya. Kemudian mulai terobsesi supaya bisa tampil secantik model, lalu berbondong- bondong membeli produk tersebut.  Konsumen terus membeli dan memakai berulang-ulang dengan harapan impiannya menjadi kenjadi kenyataan. Tapi sesungguhnya siapakah yang diuntungkan?

Menjadi tua adalah alamiah. Ini adalah siklus yang dibuat Sang Pencipta, juga sebagai tanda kalau hanya Dia lah yang kekal abadi dan tak ada yang mampu menyamai Nya

Orang-orang zaman dulu di masa nenek kakek saya dan  yang sebelumnya tidak merasakan ketakutan menjadi tua seperti yang dialamii orang zaman sekarang. Mereka merasa itu hal yang logis
dan umum terjadi, memang begitulah hidup. Menjalani hidup jadi lebih santai tanpa beban.

Rambut beruban dan wajah berkeriput menandakan kematangan jiwa, Penuh pengalaman hidup dan tempat yang muda meminta nasehat dan menimba ilmu kehidupan.

Jiwa yang siap menerima perubahan itu akan nampak sangat anggun dan tenang dalam perilaku dan tutur katanya.Akan menimbulkan rasa hormat dari yang lebih muda.

Friday 25 March 2016

Indonesia raya negeriku yang kaya



Indonesia adalah negaraku yang kaya. Daratan dan lautannya yang luas  membentang dari barat ke timur, dari Sabang di ujung pulau Sumatra sampai Merauke di pulau Irian Jaya.

Suku bangsanya sangat banyak. Satu suku saja punya adat istiadat yang tertata rapi dengan berbagai macam hidangan yang mengiringinya sehingga keanekaragaman budaya dan makanannya menjadi sangat banyak.

Tiap suku punya makanan yang sama dengan bumbu dan variasi isi yang berbeda. Sama-sama lezat. Salah satu makanan Indonesia yang aku suka adalah soto. Di Jakarta soto dibuat dengan santan, sangat gurih dan segar bila ditambah dengan sambal dan perasan jeruk nipis. Berbeda dengan soto dari kota-kota di Jawa tengah yang menggunakan air dan bumbu-bumbu sebagai kuah. Aku suka semua jenis soto. Suiran ayam atau jeroan sapi, irisan kol,soun, bawang goreng dan macam-macam bahan lain yang ditambahkan lalu dimakan bersama nasi putih hangat, hmm....lezat.

Masih banyak lagi ragam makanan Jakarta, apalagi makanan Indonesia. Makanan untuk acara sederhana disatu daerah , ragamnya sudah banyak, belum lagi untuk acara resminya dan berbeda lagi untuk hari raya. Jadi dalam hal makanan saja, Indonesia sudah sangat kaya, belum lagi dalam hal lain.

Untuk alasan apapun saya sangat cinta Indonesia. Negeri yang sejuk, hutannya yang rimbun, pemandangannya yang indah memukau mata, orang-orangnya yang ramah dan simpatik, saling tolong-menolong, bergotong-royong dan penuh belas kasih. Itulah Indonesia, siapapun akan jatuh hati bila sudah pernah datang dan tinggal di sana.

Namaku Yuli, saat umurku belum genap 7 tahun



Namaku adalah Yuli, kelahiran tahun 70an.  Aku lahir di Jakarta. dibesarkan juga di Jakarta. Kedua orangtuaku sama denganku cuma waktu kelahiran kami yang berbeda.
Masa kecilku sangat menyenangkan seperti anak yang lain pada umumnya, karena saat itu hubungan kekerabatan masih sangat kental maka tidak mengherankan kalau teman-teman masa kecilku adalah anak-anak dari paman dan bibiku.

Permainan apa pun yang kami lakukan terdiri dari dua unsur yaitu teman dan alam sekitar. Tidak ada yang bermain sendirian karna tidak menyenangkan. Bentuk permainan kami beragam antara lain congklak yang dimainkan oleh dua orang. Ada juga galasin yang terdiri dari dua regu, masing- masing regu beranggotakan 3-4 orang.Cara bermainnya mirip dengan olah raga base ball cuma tidak menggunakan bola.Ada lagi permainan kasti yang juga dimainkan oleh dua regu dan anggota dati tiap regu banyak.Permainan ini sangat mirip dengan base ball.Ada lagi yang namanya kuda bisik yang terdiri dari dua kelompok juga.Tiap orang anggota kelompok yang menang suit  akan membisikkan satu nama orang kelompok yang kalah pada seorang yang ditugasi. kelompok yang kalah harus menjawab dengan benar siapa nama itu, apabila salah maka kelompok yang kalah harus menggendong kelompok yang menang dipunggungnya dengan jarak yang sudah disepakati. Senang sekali kalau digendong dan capek sekali kalau harus kebagian menggendong orang yang badannya gemuk. Itulah diantaranya dan masih banyak lagi yang lainnya. Seru dan menyenangkan. Sambil bermain kami berolahraga, mengasah kemampuan dan kecakapan, berinteraksi juga bersosialisasi. Hubungan pertemanan dan persaudaraan jadi semakin kuat, bukan saja pada anak-anak juga pada bapak ibu dan nenek kakek kami. Tapi yang sangat aku sukai adalah saat kami berenang dikali, apalagi kalau ada yang membendung kali entah untuk apa. Airnya banyak dan tidak deras arusnya sehingga kami berlompatan terjun bebas ke kali dari tepinya yang paling tinggi. Sampai berjam-jam bermain air tanpa terasa.

Jajanan masa itu tidak banyak seperti sekarang, semua yang dijual pun sangat alami dan segar tanpa pengawet. Yang dijual yaitu es, es doger, es mambo, cingcaw, cendol, limun / minuman botol dan es sirup. rasa es sirupnya yaitu pisang ambon, nanas, pala dan vanili. Sedangkan minumannya rasa jeruk dan sarsaparilla, hmm segar. Minuman sodanya 7up,
Permen yang kuingat cuma sugus dan trebor.
Makanannya krupuk siksa, karna menggorengnya tanpa minyak tapi dengan pasir, warnanya pun cuma pink dan putih dicampur dan dimasukkan kedalam plastik.
Ada gulali,yang sekarang terkenal dengan namaharum manis, karena terbuat dari gula pasir. Ada juga buah-buahan yang dimakan dengan garam yang diberi cabe untuk dicocol . Buahnya tergantung musim, kadang jambu air, gohok, mangga muda dan mengkal, kecapi,jambu klutuk / jambu batu, jambu air, jambu bol.
Ada juga rujak beubeuk,dan asinan.
Aku serasa menelan air liur menuliskan ini. Ingatanku terbayang masa indah itu, saat aku belum sekolah karena umurku belum genap 7 tahun.


Setu Babakan 00.10