Saturday 21 April 2018

CINTA YANG TAK KUPILIH

  


        Sebenarnya tak ada rasa cinta di hatiku menjalani hubungan ini.  Sebatas teman yang bisa saling bercerita apa saja, tertawa bersama dan saling sharing info yang bermanfaat, itu saja.

         Dari hari ke minggu hingga sudah berbulan -bulan kami menjalani hubungan yang mungkin aneh menurut orang dan kami merasakan juga hal yang sama.   Sering buat janji dan ketemuan.  Kami mengobrol sambil makan atau sekedar minum kopi.   Dan karena aku hobbby bakso dan mie ayam maka kadang kami hanya datang dan makan di situ sambil ngobrol.   Apapun bisa jadi bahan perbincangan kami, dari a sampai z lah.

        Aku menjalani ini sebenarnya dengan maksud juga, karena merasa ingin membantu teman supaya masa tuanya nanti bisa lebih sejahtera dan bahagia, tidak seperti orang -orang tua kebanyakan di belahan dunia mana pun

        Aku ingin bebas finansial sampai ajal menjemput, sehingga masa tua yang akan aku jalani nanti tidak menjadi beban bagi anak dan cucu ku, apalagi sampai tinggal di panti jompo. Aku membayangkan masa tua nanti, akan menjadi lemah, lambat, penyakitan dan pelupa.  Bila aku sudah bebas finansial, aku bisa membiayai sendiri hidup dan kebutuhanku,  Bila anak dan cucu sibuk tidak sempat mengurus, aku tinggal menyewa perawat dengan biaya sendiri.  Tinggal dirumah ku sendiri dengan nyaman dan sesuka hati  Pasti sangat menyenangkan semua orang.

          Hal ini pun yang ingin aku terapkan pada teman ku ini, supaya dia bisa bebas secara finansial seperti impianku..  Karena laki-laki paling memungkinkan untuk melakuakan hal itu dengan proses yang akan aku bantu menemukan cara yang tepat untuk nya..

          Rupanya gagasan dan ide yang aku tawarkan membuat nya terpesona kepada ku. Lama - lama aku merasa ada cinta yang tersamar diantara kami.

          Dan ternyata sulit memindahkan pola pikir seseorang ke tempat yang menurutnya sangat bagus dan merupakan impian semua orang.  Aku ingin berhenti dan menyerah saja, tapi kebersamaan kami yang intens membuat aku menjadi kangen bila tidak disapa sehari saja lewat wa.

          Dia menjadi terobsesi padaku.  Walau  kami hanya mengobrol bila bertemu, tidak ada kontak fisik secara sengaja apalagi yang lebih dari itu, sebuah kecupan mesra saja sangat aku hindari.

          Yang membingungkan buat ku sekarang adalah bagaimana cara menghentikan semua ini?  Semakin lama hubungan terjalin akan menjadi semakin kuat dan sulit terlepas darinya. Haruskah ada yang tersakiti dulu salah satu dari kami??   Semoga Tuhanku memberikan jalan yang terbaik buat kami... .   

  

Friday 20 April 2018

MERASA SENDIRIAN

         


Aku pernah menjalani hidup sendiri, benar- benar sendiri. Mengurus anak dan suami dengan caraku
sendiri tanpa bertanya bagaimana seharusnya kepada orang lain bila menemui masalah.
Dan cara ku memecahkan masalah yang kuhadapi dengan bicara dengan suami ku bgaimana
seharusnya. Tapi sering kali dia tak memberi jawaban, paling hanya sesekali saja, sehingga aku berfikir sendiri dengan cara dan kemampuan yang aku miliki.


Aku tak bertanya pada orang lain sebab siapa yang harus ku tanya?  Teman - teman ku tinggal ditempat yang jauh dan aku merasa malu karena akan terlihat betapa bodohnya aku, sehingga aku mencari jawaban dari apa yang kubaca dan yang kudengar.
Dan dengan berusaha selalu bersabar.

Aku sering merasa capek,bosan dan tersiksa, mengurus segala sesuatunya sendiri karena suami tidak
perduli hal lain selain pekerjaan dan hobby nya saja.

Ternyata ada juga orang yang bersedia menghabiskan waktunya untuk membantu orang -orang
seperti  aku. Hanya saja mereka tidak bisa menemuiku, begitu juga sebaliknya 

Kadang tetap saja merasa malu menceritakannya karena seolah - olah aku membuka aib ku sendiri. Dan itu adalah pilihan yang sulit..Tapi ada saatnya, tapi entah kapan...
Mungkin bila hati ini sudah sangat penuh..hmm....