Hari
ini adalah hari kedua yang sangat membuat pusing dan bingung, karena sejak
kemarin ibu meminta ku untuk mengambil uang nya yang ada di rekeningku. Betapa kagetnya
sebab seingat ku uang yang aku ambil tiga hari yang lalu adalah uang terakhir
yang tersisa disana. Dan sekarang aku jadi pusing tujuh keliling.
Senja
menjelang, cahaya mentari mulai meredup, sinarnya yang keperakan bergoyang
–goyang di riak air danau di depan rumah yang tertiup angin. Keindahan itu tak
mampu mengusir kegundahan dan ketegangan ku. Sudah beberapa nama kuhubungi
untuk meminta bantuan, tapi tak ada hasil. Lalu kudatangi sajadah dan mulai
sholat Ashar. Dengan khusu dan penuh harap Tuhan mau membantu ku menyelesaikan
masalah yang tidak bisa aku temui solusinya.
Ketegangan makin menjadi karna
hari sudah semakin sore, menjelang malam dan itu artinya saat nya tiba. Panik
yang kurasakan semakin menjadi. Aku tidak bisa lagi bisa pura-pura bersikap
tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Karna takut ketahuan aku jadi lebih lama
sendiiri di dalam kamar dengan perasaan yang tidak menentu. Aku bisa saja
bilang kalau uang ibu terpakai oleh ku dan ibu ku juga tidak akan marah, tapi
itu tidak aku lakukan karna ibu tidak akan lagi menitip uang nya pada ku karna
aku telah menyelewengkan amanah nya.
Azan Magrib berkumandang membuat
dadaku semakin berdebar keras. Nyali ku ciut dan ketakutan ku semakin memuncak
dan itu bukan karna suara Azan. Tapi karna sebentar lagi ibu ku akan tahu kalau
aku orang yang tidak amanah dan mungkin beliau akan berpikir dua kali kalau
akan menitip kan uang pada ku.
Buru- buru aku berwudhu dan
sholat. Dalam sujud pertama aku memanjatkan doa yang sama supaya aku dibantu
dalam masalah ini. “Ya Alloh...sungguh aku adalah hamba yang lalai dan lemah,
bantulah aku mengembalikan uang yang aku pakai karna sudah aku pinjam ke
sana-sini tspi tidak dapat juga.Egnkau adalah penguasa dan pemilik seluruh
kekayaan yang ada di bumi dan langit, Engkau juga Maha Pengasih dan Penyayang,
kasihanilah aku, mudahkanlah urusan ku ini dengan cara Mu. Malam ini adalah
penentuan akan nasibku. Tolong lah aku ya Alloh.....,” air mataku jatuh diatas
sajadah, hatiku ciut seperti jatuh dari puncak yang tinggi dan akan terhempas
diatas batu. Aku sudah sangat pasrah karna sudah tak ada lagi pembelaan diri
seolah sedang tenggelam di tengah laut dan tak ada seorangpun yang tahu.
Pasrah...Hanya mengharap pertolongan Dia, karna Dia lah yang mampu berbuat apa
saja dan tidak ada tandingannya. Kututup doa ku dengan sholawat kepada
Rosululloh juga dengan mengucap “ Cukup lah Engkau ya Alloh sebagai penolong
ku..aamiin..”
Selesai makan malam aku memainkan
hand phone dan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk dijadikan sebagai
alasan. Ada masuk dari seorang teman lama yang mengatakan sedang rapat di
daerah dekat rumah ku. Kubalas wa seperti biasa dan karn kepasrahan ku dan
penyerahan beban yang tidak sanggup lagi ku tanggung kepada Tuhan ku maka aku
tertidur.
Aku terbangun oleh suara hand
phone ku dan getarannya ditangan ku. Ternyata teman ku sedang sibuk mencari
dimana rumahku. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam,
lalu aku bergegas untuk mennganti pakaian karna dia ingin bertemu diluar untuk
sekedar mengrobrol.
Kami berputar- putar sekedar
mencari tempat yang nyaman, tapi malam makin larut dan jam malam karna PSBB
masih berlaku sehingga sudah banyak yang tutup meski kira-kira baru pukul
sembilan malam. Dan akhirnya kami minum jus saja karna cuma itu yang kami dapatkan. Saat menunggu dia menanyakan keperluanku yang
aku katakan di wa dan yang membuat dia memutuskan untuk menemuiku. Dia lalu
mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong baju nya, lalu menarik tanganku dan
memberikannya pada ku. Aku hanya tertegun tak percaya dengan apa yang sedang
aku alami. Dia hanya tersenyum manis padaku lalu menghisap jus nya. Aku menggengam tangannya dengan erat sambil
mengatakan terima kasih dan air mata ku keluar begitu saja tanpa mampu ku
bendung. Ini sungguh luar biasa.
“Hutangku makin bertambah, kau
jangan kuatir ya, karna aku sudah mencatat dan sangat ingat tapi belum bisa aku
lunasi dalam waktu dekat. Tapi pasti aku bayar. “ kataku menyakinkannya. “Sudahlah.. tenang saja,” katanya sambil
menepuk tangan ku. “Yang ini bukan hutang...”
Ma sya Alloh...sungguh sulit kupercaya. Dengan mudah Dia mendatangkan
bantuan buat ku disaat-saat terakhir. Disaat aku sudah pasrah dan hanya
menyandarkan segala urusan ku pada Nya. Dan ternyata pula aku diberi lebih dari
yang aku butuhkan. Segala puji bagi Alloh dan cukuplah Alloh sebagai penolong
ku.
Hari
ini adalah hari kedua yang sangat membuat pusing dan bingung, karena sejak
kemarin ibu meminta ku untuk mengambil uang nya yang ada di rekeningku. Betapa kagetnya
sebab seingat ku uang yang aku ambil tiga hari yang lalu adalah uang terakhir
yang tersisa disana. Dan sekarang aku jadi pusing tujuh keliling.
Senja
menjelang, cahaya mentari mulai meredup, sinarnya yang keperakan bergoyang
–goyang di riak air danau di depan rumah yang tertiup angin. Keindahan itu tak
mampu mengusir kegundahan dan ketegangan ku. Sudah beberapa nama kuhubungi
untuk meminta bantuan, tapi tak ada hasil. Lalu kudatangi sajadah dan mulai
sholat Ashar. Dengan khusu dan penuh harap Tuhan mau membantu ku menyelesaikan
masalah yang tidak bisa aku temui solusinya.
Ketegangan makin menjadi karna
hari sudah semakin sore, menjelang malam dan itu artinya saat nya tiba. Panik
yang kurasakan semakin menjadi. Aku tidak bisa lagi bisa pura-pura bersikap
tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Karna takut ketahuan aku jadi lebih lama
sendiiri di dalam kamar dengan perasaan yang tidak menentu. Aku bisa saja
bilang kalau uang ibu terpakai oleh ku dan ibu ku juga tidak akan marah, tapi
itu tidak aku lakukan karna ibu tidak akan lagi menitip uang nya pada ku karna
aku telah menyelewengkan amanah nya.
Azan Magrib berkumandang membuat
dadaku semakin berdebar keras. Nyali ku ciut dan ketakutan ku semakin memuncak
dan itu bukan karna suara Azan. Tapi karna sebentar lagi ibu ku akan tahu kalau
aku orang yang tidak amanah dan mungkin beliau akan berpikir dua kali kalau
akan menitip kan uang pada ku.
Buru- buru aku berwudhu dan
sholat. Dalam sujud pertama aku memanjatkan doa yang sama supaya aku dibantu
dalam masalah ini. “Ya Alloh...sungguh aku adalah hamba yang lalai dan lemah,
bantulah aku mengembalikan uang yang aku pakai karna sudah aku pinjam ke
sana-sini tspi tidak dapat juga.Egnkau adalah penguasa dan pemilik seluruh
kekayaan yang ada di bumi dan langit, Engkau juga Maha Pengasih dan Penyayang,
kasihanilah aku, mudahkanlah urusan ku ini dengan cara Mu. Malam ini adalah
penentuan akan nasibku. Tolong lah aku ya Alloh.....,” air mataku jatuh diatas
sajadah, hatiku ciut seperti jatuh dari puncak yang tinggi dan akan terhempas
diatas batu. Aku sudah sangat pasrah karna sudah tak ada lagi pembelaan diri
seolah sedang tenggelam di tengah laut dan tak ada seorangpun yang tahu.
Pasrah...Hanya mengharap pertolongan Dia, karna Dia lah yang mampu berbuat apa
saja dan tidak ada tandingannya. Kututup doa ku dengan sholawat kepada
Rosululloh juga dengan mengucap “ Cukup lah Engkau ya Alloh sebagai penolong
ku..aamiin..”
Selesai makan malam aku memainkan
hand phone dan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk dijadikan sebagai
alasan. Ada masuk dari seorang teman lama yang mengatakan sedang rapat di
daerah dekat rumah ku. Kubalas wa seperti biasa dan karn kepasrahan ku dan
penyerahan beban yang tidak sanggup lagi ku tanggung kepada Tuhan ku maka aku
tertidur.
Aku terbangun oleh suara hand
phone ku dan getarannya ditangan ku. Ternyata teman ku sedang sibuk mencari
dimana rumahku. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam,
lalu aku bergegas untuk mennganti pakaian karna dia ingin bertemu diluar untuk
sekedar mengrobrol.
Kami berputar- putar sekedar
mencari tempat yang nyaman, tapi malam makin larut dan jam malam karna PSBB
masih berlaku sehingga sudah banyak yang tutup meski kira-kira baru pukul
sembilan malam. Dan akhirnya kami minum jus saja karna cuma itu yang kami dapatkan. Saat menunggu dia menanyakan keperluanku yang
aku katakan di wa dan yang membuat dia memutuskan untuk menemuiku. Dia lalu
mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong baju nya, lalu menarik tanganku dan
memberikannya pada ku. Aku hanya tertegun tak percaya dengan apa yang sedang
aku alami. Dia hanya tersenyum manis padaku lalu menghisap jus nya. Aku menggengam tangannya dengan erat sambil
mengatakan terima kasih dan air mata ku keluar begitu saja tanpa mampu ku
bendung. Ini sungguh luar biasa.
“Hutangku makin bertambah, kau
jangan kuatir ya, karna aku sudah mencatat dan sangat ingat tapi belum bisa aku
lunasi dalam waktu dekat. Tapi pasti aku bayar. “ kataku menyakinkannya. “Sudahlah.. tenang saja,” katanya sambil
menepuk tangan ku. “Yang ini bukan hutang...”
Ma sya Alloh...sungguh sulit kupercaya. Dengan mudah Dia mendatangkan
bantuan buat ku disaat-saat terakhir. Disaat aku sudah pasrah dan hanya
menyandarkan segala urusan ku pada Nya. Dan ternyata pula aku diberi lebih dari
yang aku butuhkan. Segala puji bagi Alloh dan cukuplah Alloh sebagai penolong
ku.
No comments:
Post a Comment