Wednesday 25 November 2020

DOA YANG TERKABUL

Hari ini adalah hari kedua yang sangat membuat pusing dan bingung, karena sejak kemarin ibu meminta ku untuk mengambil uang nya yang ada di rekeningku. Betapa kagetnya sebab seingat ku uang yang aku ambil tiga hari yang lalu adalah uang terakhir yang tersisa disana. Dan sekarang aku jadi pusing tujuh keliling.

Senja menjelang, cahaya mentari mulai meredup, sinarnya yang keperakan bergoyang –goyang di riak air danau di depan rumah yang tertiup angin. Keindahan itu tak mampu mengusir kegundahan dan ketegangan ku. Sudah beberapa nama kuhubungi untuk meminta bantuan, tapi tak ada hasil. Lalu kudatangi sajadah dan mulai sholat Ashar. Dengan khusu dan penuh harap Tuhan mau membantu ku menyelesaikan masalah yang tidak bisa aku temui solusinya.   

Ketegangan makin menjadi karna hari sudah semakin sore, menjelang malam dan itu artinya saat nya tiba. Panik yang kurasakan semakin menjadi. Aku tidak bisa lagi bisa pura-pura bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Karna takut ketahuan aku jadi lebih lama sendiiri di dalam kamar dengan perasaan yang tidak menentu. Aku bisa saja bilang kalau uang ibu terpakai oleh ku dan ibu ku juga tidak akan marah, tapi itu tidak aku lakukan karna ibu tidak akan lagi menitip uang nya pada ku karna aku telah menyelewengkan amanah nya.

Azan Magrib berkumandang membuat dadaku semakin berdebar keras. Nyali ku ciut dan ketakutan ku semakin memuncak dan itu bukan karna suara Azan. Tapi karna sebentar lagi ibu ku akan tahu kalau aku orang yang tidak amanah dan mungkin beliau akan berpikir dua kali kalau akan menitip kan uang pada ku.

Buru- buru aku berwudhu dan sholat. Dalam sujud pertama aku memanjatkan doa yang sama supaya aku dibantu dalam masalah ini. “Ya Alloh...sungguh aku adalah hamba yang lalai dan lemah, bantulah aku mengembalikan uang yang aku pakai karna sudah aku pinjam ke sana-sini tspi tidak dapat juga.Egnkau adalah penguasa dan pemilik seluruh kekayaan yang ada di bumi dan langit, Engkau juga Maha Pengasih dan Penyayang, kasihanilah aku, mudahkanlah urusan ku ini dengan cara Mu. Malam ini adalah penentuan akan nasibku. Tolong lah aku ya Alloh.....,” air mataku jatuh diatas sajadah, hatiku ciut seperti jatuh dari puncak yang tinggi dan akan terhempas diatas batu. Aku sudah sangat pasrah karna sudah tak ada lagi pembelaan diri seolah sedang tenggelam di tengah laut dan tak ada seorangpun yang tahu. Pasrah...Hanya mengharap pertolongan Dia, karna Dia lah yang mampu berbuat apa saja dan tidak ada tandingannya. Kututup doa ku dengan sholawat kepada Rosululloh juga dengan mengucap “ Cukup lah Engkau ya Alloh sebagai penolong ku..aamiin..”

Selesai makan malam aku memainkan hand phone dan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk dijadikan sebagai alasan. Ada masuk dari seorang teman lama yang mengatakan sedang rapat di daerah dekat rumah ku. Kubalas wa seperti biasa dan karn kepasrahan ku dan penyerahan beban yang tidak sanggup lagi ku tanggung kepada Tuhan ku maka aku tertidur.

Aku terbangun oleh suara hand phone ku dan getarannya ditangan ku. Ternyata teman ku sedang sibuk mencari dimana rumahku. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, lalu aku bergegas untuk mennganti pakaian karna dia ingin bertemu diluar untuk sekedar mengrobrol.

Kami berputar- putar sekedar mencari tempat yang nyaman, tapi malam makin larut dan jam malam karna PSBB masih berlaku sehingga sudah banyak yang tutup meski kira-kira baru pukul sembilan malam. Dan akhirnya kami minum jus saja karna cuma itu yang kami dapatkan.  Saat menunggu dia menanyakan keperluanku yang aku katakan di wa dan yang membuat dia memutuskan untuk menemuiku. Dia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong baju nya, lalu menarik tanganku dan memberikannya pada ku. Aku hanya tertegun tak percaya dengan apa yang sedang aku alami. Dia hanya tersenyum manis padaku lalu menghisap jus nya.  Aku menggengam tangannya dengan erat sambil mengatakan terima kasih dan air mata ku keluar begitu saja tanpa mampu ku bendung. Ini sungguh luar biasa.

“Hutangku makin bertambah, kau jangan kuatir ya, karna aku sudah mencatat dan sangat ingat tapi belum bisa aku lunasi dalam waktu dekat. Tapi pasti aku bayar. “ kataku menyakinkannya.  “Sudahlah.. tenang saja,” katanya sambil menepuk tangan ku. “Yang ini bukan hutang...”

  Ma sya Alloh...sungguh sulit kupercaya. Dengan mudah Dia mendatangkan bantuan buat ku disaat-saat terakhir. Disaat aku sudah pasrah dan hanya menyandarkan segala urusan ku pada Nya. Dan ternyata pula aku diberi lebih dari yang aku butuhkan. Segala puji bagi Alloh dan cukuplah Alloh sebagai penolong ku.

 

Hari ini adalah hari kedua yang sangat membuat pusing dan bingung, karena sejak kemarin ibu meminta ku untuk mengambil uang nya yang ada di rekeningku. Betapa kagetnya sebab seingat ku uang yang aku ambil tiga hari yang lalu adalah uang terakhir yang tersisa disana. Dan sekarang aku jadi pusing tujuh keliling.

Senja menjelang, cahaya mentari mulai meredup, sinarnya yang keperakan bergoyang –goyang di riak air danau di depan rumah yang tertiup angin. Keindahan itu tak mampu mengusir kegundahan dan ketegangan ku. Sudah beberapa nama kuhubungi untuk meminta bantuan, tapi tak ada hasil. Lalu kudatangi sajadah dan mulai sholat Ashar. Dengan khusu dan penuh harap Tuhan mau membantu ku menyelesaikan masalah yang tidak bisa aku temui solusinya.   

Ketegangan makin menjadi karna hari sudah semakin sore, menjelang malam dan itu artinya saat nya tiba. Panik yang kurasakan semakin menjadi. Aku tidak bisa lagi bisa pura-pura bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Karna takut ketahuan aku jadi lebih lama sendiiri di dalam kamar dengan perasaan yang tidak menentu. Aku bisa saja bilang kalau uang ibu terpakai oleh ku dan ibu ku juga tidak akan marah, tapi itu tidak aku lakukan karna ibu tidak akan lagi menitip uang nya pada ku karna aku telah menyelewengkan amanah nya.

Azan Magrib berkumandang membuat dadaku semakin berdebar keras. Nyali ku ciut dan ketakutan ku semakin memuncak dan itu bukan karna suara Azan. Tapi karna sebentar lagi ibu ku akan tahu kalau aku orang yang tidak amanah dan mungkin beliau akan berpikir dua kali kalau akan menitip kan uang pada ku.

Buru- buru aku berwudhu dan sholat. Dalam sujud pertama aku memanjatkan doa yang sama supaya aku dibantu dalam masalah ini. “Ya Alloh...sungguh aku adalah hamba yang lalai dan lemah, bantulah aku mengembalikan uang yang aku pakai karna sudah aku pinjam ke sana-sini tspi tidak dapat juga.Egnkau adalah penguasa dan pemilik seluruh kekayaan yang ada di bumi dan langit, Engkau juga Maha Pengasih dan Penyayang, kasihanilah aku, mudahkanlah urusan ku ini dengan cara Mu. Malam ini adalah penentuan akan nasibku. Tolong lah aku ya Alloh.....,” air mataku jatuh diatas sajadah, hatiku ciut seperti jatuh dari puncak yang tinggi dan akan terhempas diatas batu. Aku sudah sangat pasrah karna sudah tak ada lagi pembelaan diri seolah sedang tenggelam di tengah laut dan tak ada seorangpun yang tahu. Pasrah...Hanya mengharap pertolongan Dia, karna Dia lah yang mampu berbuat apa saja dan tidak ada tandingannya. Kututup doa ku dengan sholawat kepada Rosululloh juga dengan mengucap “ Cukup lah Engkau ya Alloh sebagai penolong ku..aamiin..”

Selesai makan malam aku memainkan hand phone dan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk dijadikan sebagai alasan. Ada masuk dari seorang teman lama yang mengatakan sedang rapat di daerah dekat rumah ku. Kubalas wa seperti biasa dan karn kepasrahan ku dan penyerahan beban yang tidak sanggup lagi ku tanggung kepada Tuhan ku maka aku tertidur.

Aku terbangun oleh suara hand phone ku dan getarannya ditangan ku. Ternyata teman ku sedang sibuk mencari dimana rumahku. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, lalu aku bergegas untuk mennganti pakaian karna dia ingin bertemu diluar untuk sekedar mengrobrol.

Kami berputar- putar sekedar mencari tempat yang nyaman, tapi malam makin larut dan jam malam karna PSBB masih berlaku sehingga sudah banyak yang tutup meski kira-kira baru pukul sembilan malam. Dan akhirnya kami minum jus saja karna cuma itu yang kami dapatkan.  Saat menunggu dia menanyakan keperluanku yang aku katakan di wa dan yang membuat dia memutuskan untuk menemuiku. Dia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong baju nya, lalu menarik tanganku dan memberikannya pada ku. Aku hanya tertegun tak percaya dengan apa yang sedang aku alami. Dia hanya tersenyum manis padaku lalu menghisap jus nya.  Aku menggengam tangannya dengan erat sambil mengatakan terima kasih dan air mata ku keluar begitu saja tanpa mampu ku bendung. Ini sungguh luar biasa.

“Hutangku makin bertambah, kau jangan kuatir ya, karna aku sudah mencatat dan sangat ingat tapi belum bisa aku lunasi dalam waktu dekat. Tapi pasti aku bayar. “ kataku menyakinkannya.  “Sudahlah.. tenang saja,” katanya sambil menepuk tangan ku. “Yang ini bukan hutang...”

  Ma sya Alloh...sungguh sulit kupercaya. Dengan mudah Dia mendatangkan bantuan buat ku disaat-saat terakhir. Disaat aku sudah pasrah dan hanya menyandarkan segala urusan ku pada Nya. Dan ternyata pula aku diberi lebih dari yang aku butuhkan. Segala puji bagi Alloh dan cukuplah Alloh sebagai penolong ku.

 


No comments:

Post a Comment