Saturday 24 October 2015

Usia matang




Usia perempuan itu sudah 45 tahun saat ini. Tidak muda lagi memang tapi sifat lugunya tetap saja ada sampai kadang dia merasa bodoh Itu sangat memalukan. Seharusnya dia adalah seorang wanita dengan kepribadian yang matang saat ini. Tapi begitulah, dia tidak bisa melawan apa yang sudah menjadi dirinya. Kesadarannya akan hal ini membuat dia harus berfikir dan berfikir lagi dalam hal apapun, apalagi saat membuat kepuusan. Walaupun hal yang sepele. Dia tidak mau menyesal dengan keputusan yang dia buat sehingga dibuat sesempurna mungkin tanpa cela.

Dia sudah cukup survive dalam masalah hidupnya.Bercerai dengan suaminya dulu adalah satu keputusan terbesar yang pernah dia buat. Bertahun-tahun dia memikirkan keinginannya untuk bercerai.Dari mulai berani sedikit sampai pada puncak keberaniannya tapi kemudian surut hingga yang tersisa hanya bara dengan nyala redup tertutup abu hingga tak tampak keberadaannya. Dan sekarang dia menyesali terlalu lama membuat keputusan. Seharusnya lebih cepat.

Itulah hidup, manusia tidak bisa memilih. Tuhan yang pilihkan Keluguannya tidak dia sukai dan ingin menghilangkan itu dari dirinya dan menggantinya dengan yang lebih baik. Tapi benarkah akan jadi lebih baik? Mausia merasa begitu, merasa serba tahu segalanya apalagi yang menyangkut diri pribadinya. Tentang orang lain juga kadang ikut campur karna merasa pintar dan lebih dari orang lain. Andai saja benar begitu dia seharusnya tahu apa yang akan terjadi padanya atau orang lain esok hari. kejadian pagi, siang , malam dan seterusnya.Tapi tidak demikian kan? Pada peramal sekalipun.Jadi tentu saja Allah yang mengetahui segalanya. Dan itu mutlak. Tidak ada keraguan sedikitpun. Semua sudah Dia atur sedemikian rupa, secara rinci dan global tanpa cacat apalagi kesalahan.Subhanalloh. Maha suci Alloh.

Perempuan itu tidak tahu apa yng akan terjadi dalam hidupnya.Begitu juga kita.Dia juga tidak tahu apakah rencana yang dia buat dengan pemikiran yang panjang akan berhasil atau gagal, dia juga tidak tahu.Persepsi dia tentang kegagalan berbeda dengan persepsi Tuhan, Dia akan kecewa, sedih, dengan kegagalannya, sementara Tuhan akan tersenyum dan akan memberikan padanya disaat yang pas yaitu saat dia telah siap dan itulah saat yang pantasbagi Tuhan. Tapi kita tak pernah tahu akan hal itu. Kita hanya kecew dan mengeluh.Begitulah keterbatasan pikiran kita. Sedangkan Pencipta? Ilmu dan kekuasaannya akan apapun tak terbatas.

No comments:

Post a Comment