Friday 13 November 2015
Memulai sesuatu terasa sulit saat aku tak tahu tentang hal itu sama sekali. Bertanya terus setiap saat
membuatku seperti anak kecil, kadang malu juga, tapi mau bagaimana lagi? Antusias dalam diri yang menggebu. Yang kumaksud adalah hal yang belum kumengerti sama sekali. Akan berbeda dengan hal yang sudah kufahami sebelumnya walau hanya sedikit. Untuk yang satu ini aku, sebagai orang dewasa akan sangat berhati-hati untuk bertindak dan memulai.
Bagaimana dengan anak muda? Mereka selalu maju terus seolah tak ada apapun yang mampu menghalangi. Mereka selalu punya mimpi-mimpi besar. Tak tanggung-tanggung, mimpi mereka seringkali melampaui diri mereka sendiri. Begitulah jiwa muda. Selalu optimis, penuh gairah, dan bertenaga. Sangat membuat iri.
Selagi muda bermimpilah, visualisasikan lalu wujudkan, sebab setelah tua penyesalannya tidak akan berhenti dan benar kata orang " Penyesalan akan selalu datang terlambat."
Hujan
Di bulan November 2015 ini, doa-doa orang Indonesia baru terkabul. Hujan yang diharapkan baru turun dimalam Rabu pukul delapan malam, hujan turun deras selama satu setengah jam. Membasahi semua yang kering, Tanaman dipekarangan rumah kami akan mendapatkan air segar yang mereka butuhkan, begitu juga dengan tanaman yang ada ditempat lain. Siang ini pun hujan turun lagi. Semoga ini adalah awal yang baik, bukan awal petaka bagi yang menderita disaat musim hujan datang menyapa.
Di wilayah lain Indonesia yang sejak Juli dikepung asap sangat mendamba hujan guna mengusir asap yang membuat derita dan peteka bagi semua warga. Daerah tersebut adalah Sumatra dan kalimantan. Semoga semua asap pergi beserta sebab akibat yang mengikutinya..
Setiap orang harus mengantisipasi musim hujan dan menjadikannya sebagai sebuah atau beberapa peluang yang menguntungkan. Musim tidak dapat kita rubah untuk keuntungan pribadi tapi dapat kita siasati supaya terhindar dari masalah yang ditimbulkan atau dapat meminimalisir kerugian.
Sikap dan reaksi manusia terhadap satu kejadian berbeda antara satu dengan yang lainnya.
tergantung pengalaman, pendidikan, dan wawasannya masing-masing. Berikut ini saya berikan beberapa contoh orang yang mempunyai kemauan untuk menyongsong hidup yang sulit bukan diam saja atau malah menyerah.
1.Pedagang minuman
Dimusim ini mereka bisa mulai mengganti atau menambahkan menu baru dengan yang lebih hangat atau sejenisnya yang pasti dibutuhkan konsumen. Bisa juga menambah usaha dengan menjual perlengkapan musim hujan atau yang berhubungan dengannya. Menjual payung, jas hujan, sepatu boot anti air atau yang lainnya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ini akan lebih menambah penghasilan yang lebih menguntungkan.
2.Ibu rumah tangga.
Seorang ibu adalah pelindung bagi anak- anaknya dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Dimusim hujan anak- anak harus berangkat sekolah lebih awal karena jalan pasti macet. Beruntung bila pihak sekolah memberi kelonggaran jam masuk sekolah.
Ibu harus menyiapkan sarapan lebih awal dan juga memberi bekal untuk dibawa kesekolah, karena hawa yang dingin membuat orang jadi cepat lapar. Bekal makanan yang dibawa anak akan memudahkan dia disaat jam istirahat, apalagi bila saat itu turun hujan. Anak jadi tidak perlu pergi ke kantin atau ke mana untuk sekedar mengganjal perutnya yang lapar.
. Ibu juga bisa menjual makanan sarapan pagi, Pasti orang-orang di sekitar rumah membutuhkan jasa ibu ini. Ibu yang punya bayi, ibu yang bekerja, atau anak kost pasti membutuhkan sarapan yang cepat. Jadi ibu bisa mengurus anak dan suami juga mendapatkan penghasilan tambahan. Pepatah mengatakan, sekali merangkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Tentu saja ibu akan merasa lebih lelah, tapi dengan sejumlah uang yang ibu dapatkan, ibu mendapatkan kepuasan tersendiri. Tapi tentu saja semua harus dihitung dulu sebagai bagian dari sebuah perencanaan, jangan asal.
3.Pedagang dadakan.
Ada orang yang punya pemikiran yang kreatif memanfaatkan musim hujan, Dia berdiri di pinggir jalan yang ramai atau dijalan yang macet untuk menjual jas hujan. Harga berkisar sepuluh sampai duapuluh ribu rupiah saja. Dan ternyata laku, apalagi saat itu turun hujan. Pengendara motor tidak semuanya mebawa jas hujan, ada yang belum punya atau lupa bawa.
Ini menjadi rezeki bagi si penjual dadakan yang sengaja mangkal disitu.
Teman saya yang juga seorang ibu adalah seorang pedagang. Dia jual apa saja, mulai dari pakaian, alat-alat dapur, juga alat-alat elektronik. Semuanya sesuai permintaan pelanggannya. Suatu hari stok jas hujannya masih banyak dan dia bingung kemana menjualnya, dan saat itu musim hujan. Dia menawarkan dan menunggu pembeli yang datang. Karena konsumennya mayoritas ibu-ibu maka payunglah yang banyak diminati dan jas hujan yang diminati adalah ukuran anak- anak SD, sedangkan stok yang masih menumpuk adalah jas hujan ukuran orang dewasa . Musim hujan ini harus laku, Musim panas orang tak akan membelinya. Kalau menunggu musim berikutnya kemungkinan akan ada kerusakan.
Malam itu hujan turun, karena tidak bisa tidur, maka dia memutuskan untuk pergi kepasar, saat itu pukul dua malam. Dia coba keberuntungannya malam itu, Hujan turun semakin deras, Dengan suara lantang dia tawarkan kesetiap orang yang lewat..Dagangannya habis dalam waktu singkat. Dia menjual dipasar yang ramai dan disaat hujan. Orang yang tidak membawa jas hujan tetap membeli karena ingin pulang tepat waktu untuk melayani para pelanggan mereka. Menunggu hujan reda akan mengecewakan pelanggannya dan bisa saja akan beralih pada penjual yang lain. dan itu merugikan.
Itulah yang coba saya sampaikan tentang orang-orang yang dapat menginspirasi kita. Semoga bermanfaat.
Sunday 8 November 2015
sensitif
Semua terasa berbeda, cara mereka memandang jadi lain sekarang. Mereka jadi menjaga jarak, tidak langsung bicara seperti biasanya dan aku rasakan itu. Aku tidak inginkan ini sebenarnya, tapi apa boleh buat, karena aku juga semua jadi begini.
Awalnya karena aku merasa kelelahan dan tidak diperlakukan secara adil. Itu sudah berlangsung lama sebenarnya, tapi baru sekarang ada pemicunya. Seolah gunung yang meletus karena terlalu banyak gas dari magma yamg terus bergejolak. tapi tak tersalurkan. Yang kurasakan adlah akumulasi kekesalan yang tak ada jalan keluar, sehingga memuncak, memuncak, memuncak lagi dan akhirnya sekarang. Meledak.
Aku tahu seharusnya aku menahannya lagi dan lagi. Berjalan dari sabar kesabar lagi, tapi kondisi fisik dan mental {aku sedang banyak masalah} yang sedang buruk membuat ku tak tahan akan semua yang harus kutanggung, jadilah aku sekarang. Tapi kulihat mereka acuh dengan ku, sebab tak ada satupun yang menanyakan perubahanku yang tak biasa. Apa mungkin mereka tak peduli. Aku tidak mengerti dan sekarang sedang sangat pusing dengan urusan ku sendiri dan belum juga punya jalan keluar. Aku hanya perlu istirahat untuk merancang hidupku sendiri dengan carraku sendiri. Dan aku bukan orang jenius yang bisa berfikir da bertindak cepat. Jadi tolonglah, kumohon............
Gelisah
Aku perhatikan mereka memandang ku dengan cara yang berbeda. Terlihat sedikit curiga, menjaga jarak sampai mulai tidak berbicara seperti biasanya. Aku tanya baru dijawab. Semua ini membuatku jadi serba salah. Kalau pagi sudah tiba enggan rasanya turun kebawah untuk sekedar menyapa mereka da berbincang-bincang sebagai keluarga besar yang harmonis.
Memamg semua ini karena sikapku yang lebih pendiam sekarang dan malas-malasan melakukan pekerjaan dirumah seperti biasanya. Itu karena aku merasa kelelahan, dan tidak diperlakukan secara adil. Hal itu sejak dulu sudah kurasakan sampai sekarang. Ditambah lagi dengan masalah yang aku hadapi dan belum ada jalan keluar membuatku semakin pusing dan emosi.
Aku merasa menumpang tinggal disini, jadi aku tidak bsa melakukan semauku sendiri, hrus minta izin dan menunggu jawabannya. Sangat berbeda dengan iparku yang melakukan apapun hanya dengan bilang tanpa menunggu jawaban diizinkan atau tidak tetap langsung dikerjakan dan tidak ada masalah dan tidak dilarang walau minta tanpa izin sekalipun.
Tak satupun dari mereka menanyakan perubahanku, Kenapa? Ada apa? Mereka acuh saja atau mereka memang tak perduli? Aku jadi sedih mengingat hal itu. Aku merasa mereka hanya perlu tenagaku untuk membantu keperluan mereka saja, selebihnya bukan urusa mereka. Egois sekali. Kalau aku bunuh diri pasti mereka akan kaget dan baru bertanya-tanya. kenapa bisa? Ada apa? Kalau begitu darmana mereka menemukan jawaban? Pemilik jawaban sudah mati.
Oh hidupku.........mengapa begini?? Apa yang salah? Dimana letak kesalahannya?? Aku sungguh tidak tahu. Doa-doaku, harapan-harapanku, mimpi-mimpiku, semuanya bertebaran mengelilingiku tapi belum ada satupun yang membawaku keluar dari kemelut yang menghimpitku.
Aku berharap hidupku masih panjang. Aku ingin bahagia dan merdeka, juga buat anak cucu keturunanku. Amiin
Saturday 7 November 2015
Kematian
Kematian merupakan peristiwa yang kita takuti. Sangat mengerikan berada sendirian dalam keburan yang sempit dan gelap. Ditinggalkan keluarga dan kekasih, tetap ditinggalkan walau sangat besar cinta dan sayangnya pada kita. Mereka tidak akan mau menemani kita dalam kuburan atau diatasnya sekalipun.
Adikku meninggal bulan lalu yaitu 8 September 2015. Usianya 41 tahun. Masih muda, masih banyak harapan dan cita-citanya. Anaknya baru dua orang, Balqis dan Noval. Dia mendahuluiku yang lebih tua, dan juga ibuku, bahkan masih ada nenekku yang usianya 85 tahun.
Ajal tidak dapat diduga datangnya. Tapi itu adalah hal yang sangat pasti. Tapi selalu saja merasa takut karena tidak siap. Yang muda atau pun yang tua.
Aku membayangkan kalau aku mati nanti, apakah orang-orang yang aku cintai akan merasa kehilangan dan sedih? Ataukah malah merasa gembira dengan kematianku? Ah. jangan sampai demikian.
Akhir hidup tiap orang bergantung perbuatannya semasa dia hidup, begitu juga dengan orang-orang yang datang dan mengiringi jenazahnya sampai kubur juga tergantung pergaulannya saat dia masih hidup. Seorang penyanyi atau artis yang meninggal dunia maka akan dikelilingi teman-teman yang juga artis kalaupun ada profesi selain artis itu hanya satu dua orang saja. Begitupun juga aklau seorang negarawn, politikus, atau yang lainnya. Bagaimana dengan kita sebagai orang biasa, rakyat pada umumnya? Siapakah yang akan hadir saat kematian kita? Mungkin saja orang ada satu dua orang penting hadir saat itu karena sudah kenal dekat, atau yang lainnya. Pernah ada orang miskin meninggal, anaknya banyak dan dia sakit cukup lama. Dan yang mensholati jenazah nya sangat banyak, dan juga dihadiri oleh beberapa ulama dari luar kota. Lalu siapa yang mengundang ulama tersebut? Kenapa dia hadir disitu? Hanya tuhan yang tahu perbuatan apa yang dilakukan si mayyit ketika dia hidup. Orang miskin dan banyak anaknya, apa yang bisa dia lakukan?
Itulah yang indah yaitu saat panen. Saat masih hidup adalah saat menanam, apapun yang orang lakukan akan dicatat dan akan diperlihatkan saat sakratul maut. dan akan diberi balasan saat sudah meninggal. Kalau saat muda orang menanam maka akan memetik dihari tua. Kalau menanam disaat disaat senggang maka akan memetik disaat sempit. Itulah rumusnya. .
Kematian seseorang bisa menyebabkan kesedihan atau kegembiraan bagi orang lain. Alangkah sedihnya keluarga kita menyaksikan kegembiraan orang-orang menymbut kematian ayah, ibu atau saudaranya. Terlebih lagi bila keluarga sendiri yang merasa gembira saat kematian kita. Entah apa yang telah kita perbuat sampai-sampai hal itu bisa terjadi. Apa karena terlalu pelit, jahat, atau apa?
.
Subscribe to:
Posts (Atom)