Sunday 8 November 2015
Gelisah
Aku perhatikan mereka memandang ku dengan cara yang berbeda. Terlihat sedikit curiga, menjaga jarak sampai mulai tidak berbicara seperti biasanya. Aku tanya baru dijawab. Semua ini membuatku jadi serba salah. Kalau pagi sudah tiba enggan rasanya turun kebawah untuk sekedar menyapa mereka da berbincang-bincang sebagai keluarga besar yang harmonis.
Memamg semua ini karena sikapku yang lebih pendiam sekarang dan malas-malasan melakukan pekerjaan dirumah seperti biasanya. Itu karena aku merasa kelelahan, dan tidak diperlakukan secara adil. Hal itu sejak dulu sudah kurasakan sampai sekarang. Ditambah lagi dengan masalah yang aku hadapi dan belum ada jalan keluar membuatku semakin pusing dan emosi.
Aku merasa menumpang tinggal disini, jadi aku tidak bsa melakukan semauku sendiri, hrus minta izin dan menunggu jawabannya. Sangat berbeda dengan iparku yang melakukan apapun hanya dengan bilang tanpa menunggu jawaban diizinkan atau tidak tetap langsung dikerjakan dan tidak ada masalah dan tidak dilarang walau minta tanpa izin sekalipun.
Tak satupun dari mereka menanyakan perubahanku, Kenapa? Ada apa? Mereka acuh saja atau mereka memang tak perduli? Aku jadi sedih mengingat hal itu. Aku merasa mereka hanya perlu tenagaku untuk membantu keperluan mereka saja, selebihnya bukan urusa mereka. Egois sekali. Kalau aku bunuh diri pasti mereka akan kaget dan baru bertanya-tanya. kenapa bisa? Ada apa? Kalau begitu darmana mereka menemukan jawaban? Pemilik jawaban sudah mati.
Oh hidupku.........mengapa begini?? Apa yang salah? Dimana letak kesalahannya?? Aku sungguh tidak tahu. Doa-doaku, harapan-harapanku, mimpi-mimpiku, semuanya bertebaran mengelilingiku tapi belum ada satupun yang membawaku keluar dari kemelut yang menghimpitku.
Aku berharap hidupku masih panjang. Aku ingin bahagia dan merdeka, juga buat anak cucu keturunanku. Amiin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment